Meski ceritanya penuh risiko, cerita dalam film ini justru membuka mata kita sebagai manusia yang memang nggak luput dari dosa tapi juga punya rasa cinta dan kasih sayang.
Dialog film Ave Maryam yang begitu baku dan terkesan kaku tak terlalu mengganggu untuk dinikmati, lagipula film ini tak menampilkan banyak dialog. Sekalinya para aktor dalam film berlakon, tak ada kata mubazir yang keluar, alias berisi semuanya. Sedikit bicara tapi penuh makna. Pengambilan gambar yang apik dengan warna film yang memberi kesan klasik begitu terasa dan sepadan dengan suasana kota lama Semarang, khususnya kawasan Gereja Blenduk yang paling sering tersorot.
Tapi sangatlah aneh dan disayangkan kalau scene terpenting di pantai akan disensor jika ditayangkan serentak di seluruh bioskop konvensional. Padahal, menurut subyektif saya, scene tersebutlah yang jadi klimaks cerita dalam film Ave Maryam ini. Lagipula pihak bioskop bisa membuat regulasi yang tegas kalau mulai dari usia 21 tahun lah yang bisa menikmati film ini.
Sebelum semakin spoiler, ada dialog yang paling membekas dalam film ini, yaitu kalimat yang dilontarkan seorang biarawati lansia kepada Maryam yang diperankan oleh Tutie Kirana, “Kalau surga belum pantas buat saya, buat apa saya mengurus nerakamu?” Setidaknya kutipan ini cukup mewakili isi cerita dalam Ave Maryam. Robby pun merasa kalau film ini sangat personal baginya. “Ave Maryam sebuah film tentang cinta, kejujuran dan pengabdian pada kemanusiaan,” jelas Robby.
Tak heran kalau film ini membuat Robby berhasil mendapat nominasi sebagai ‘New Talented Director’ di Hong Kong Asian Film Festival 2018, lalu nominasi ‘Best Movie’ di Hanoi International Film Festival 2018.
Penasaran kan bagaimana seorang Maudy memerankan karakter Maryam, biarawati mudah berusia 40 tahun yang terpaksa membuat sebuah pilihan besar dalam hidupnya? Nantikan pada 11 April 2019 mendatang ya. Sementara itu, kamu bisa menikmati film berkualitas lainnya di Plaza Indonesia Film Festival. Popbela sih rekomendasiin kamu untuk nonton film 27 Steps of May, Memories of My Body, Kado, Ballad of Blood & Two White Buckets, dan Loz Jogjakartoz.