Zombie dan Drakula bukan Mitos? Inilah 5 Fakta Berdasarkan Sejarah

Entah kamu pecinta film bertemakan thriller atau tidak, kamu setidaknya familiar dengan cerita mengenai zombie apocalypses, bukan? Yup, kisah saat dunia dilanda oleh virus atau fenomena sejenis lainnya yang membuat manusia berubah menjadi kanibal atau gila seperti terkena rabies.

Merasa tenang kalau hal itu adalah mitos? Tunggu dulu, melansir dari Bright Side, zombie sebenarnya memang ada. Namun, fenomena ini berlaku di dunia binatang. Tepatnya berasal dari suatu jamur bernama Ophiocordyceps unilateralis, yang menyerang semut.

Ketika terinfeksi, otak semut akan langsung diambil alih hingga kehilangan fungsinya. Dampaknya, jamur mengontrol untuk semut meninggalkan sarangnya, memanjat batang tanaman di dekatnya, dan mengunci rahangnya secara permanen di sekitar daun yang ada.

Dari situ, jenis jamur yang disebut dengan istilah zombie-ant fungus akan mengirimkan tangkai panjang melalui kepala semut dan tumbuh menjadi kapsul bulat yang penuh spora. Nah, spora tersebut akan menghujani semut lainnya hingga mereka pun menjadi zombie.

Berbicara mengenai dunia khayalan di masa kecil, unicorn kerap dijadikan sebagai salah satu karakter yang biasa dipertontonkan dalam kisah bertemakan fantasi. Dengan rupa kuda yang memiliki tanduk di kepala dan terkadang bisa terbang, anak-anak suka sekali, kan?

Tapi, apakah kamu tahu bahwa unicorn sebenarnya terinspirasi dari binatang serupa yang memang ada di kehidupan nyata? Bukan kuda, melainkan rusa dengan ciri khas fisik yang meliputi tubuh mungil, berkaki empat dan memiliki tanduk pada kepalanya.

Nah, secara genetik, beberapa rusa dapat mengalami kelainan dengan hanya memiliki satu tanduk. Dari situlah, Bright Side mengasumsikan bahwa kemungkinan besar, unicorn  terinspirasi dari kondisi fisik rusa bertanduk satu. Surely, it does make sense, doesn't it? 

Kamu menyukai hal-hal yang bersifat menyeramkan dan spooky? Itu artinya, kamu tidak asing lagi dengan beragam cerita mistis yang cukup terkenal seperti, Drakula. Yup, kisah mengenai seorang pria yang mengonsumsi darah, hidup abadi hingga memiliki kekuatan tersendiri.

Tahukah kamu? Melansir dari Live Science, Dracula merupakan karakter fiksi yang diciptakan oleh seorang penulis asal Irlandia bernama Bram Stoker pada 1897, karena terinspirasi dari kisah nyata seseorang yang diketahui sangat suka menikmati darah.

Ia adalah Vald III yang merupakan Prince of Wallachia, atau yang dikenal dengan istilah Vlad the Impaler. Meski begitu, menurut Profesor Florin Curta dari Universitas Florida, tidak ada hubungan antara Vald III dan kesukaannya akan darah dengan Transylvania.

Kamu yang mengikuti kisah klasik mengenai Drakula, pasti tahu betul bahwa nama Transylvania merupakan wilayah Romania yang identik dengan kastil DraKula. Besar kemungkinan, tempat yang terlihat spooky tersebut adalah pengembangan ide cerita.

Sebagai bagian dari penduduk Asia, biasanya familiar dengan makhluk bernama naga atau dragon. Melansir dari smithsonianmag.com, mayoritas sarjana memercayai bahwa mitos terkait eksistensi naga berasal dari Tiongkok dan Eropa.

Tahukah kamu? Keberadaaan naga tidak sepenuhnya merupakan mitos. Pasalnya, melansir dari National Geographic, di kehidupan nyata ini, terdapat beberapa jenis binatang yang sebenarnya memiliki karakter fisik yang nyaris menyerupai konsep naga.

Sebut saja, Ruby Sea Dragon yang khas dengan bentuk tubuh memanjang dan berwarna merah seperti tampilan naga pada umumnya. Atau Komodo Dragon yang dapat mengeluarkan sesuatu dari mulutnya untuk membunuh mangsa, yaitu kombinasi racun.

Melansir dari Live Science, binatang-binatang yang menyerupai naga tidak mampu mengeluarkan api dari mulut, karena bersifat mustahil. Namun, Rachel Keeffee, mahasiswi tingkat doktor di Universitas Florida, menjelaskan bahwa beberapa binatang dapat bertahan di tempat dengan suhu yang sangat tinggi atau panas.

Dunia khayalan anak kecil cenderung didominasi dengan kisah-kisah imajinatif dari Disney. Sadarkah kamu? Mayoritas menampilkan karakter penyihir yang sebagian baik hati dan sisanya jahat seperti, yang tertuang dalam kisah Cinderella, Hansel & Gratel, Onward, dan lainnya.

Nah, karakter penyihir tersebut sebenarnya terinspirasi dari eksistensi penyihir yang sempat diarahkan kepada perempuan-perempuan di abad ke-15 hingga 18. Pada zaman itu, desas-desus atau dugaan tersebut sangat diyakini hingga menyebabkan Witch Trials di Inggris.

Dampaknya, tanpa pengadilan yang bersifat adil pada masa itu, perempuan dapat ditunjuk sebagai seorang penyihir dan dihukum dengan cara dibunuh atau dibakar hidup-hidup. Korban yang berjatuhan mencapai 500-1000 korban jiwa atau 90% dari pertumbuhan perempuan di daerah-daerah. How cruel, wasn't it?

Sekarang, kamu sudah mengetahui beberapa mitos terkait karakter fiksi yang sebenarnya bukan sepenuhnya khayalan belaka. Ada latar belakang yang bersifat benar, ya!