Meski bertujuan awal baik untuk menciptakan ruang aman, namun beberapa orang justru merasa tersinggung dan memiliki pendapat yang berbeda. Walau didukung sebagai pemberi ruang aman, tapi ada yang berpendapat justru ini meremehkan dan menyinggung.
Banyak yang mendukung kehadiran ladies parking karena benar-benar memudahkan para perempuan, khususnya ibu-ibu yang hendak berbelanja dan membawa anaknya. Selain itu banyak warganet juga yang berpendapat ini memudahkan mencari tempat parkir, memiliki lahan yang lebih luas sehingga lebih leluasa, serta dekat dengan pintu masuk mall.
Di sisi berseberangan, banyak laki-laki yang merasa keberatan dengan kehadiran ladies parking karena mengistimewakan perempuan dan dianggap diskriminasi gender sebab memudahkan perempuan dalam memarkir kendaraan mereka.
Sejumlah perempuan juga ikut tidak setuju dan merasa tersinggung dengan penerapan ladies parking yang menyediakan ruang lebih luas. Ini dianggap meremehkan perempuan dan kemampuan menyetirnya, yang mana kemampuan menyetir kaum perempuan inferior dibandingkan pengemudi laki-laki.
Beberapa berpendapat bahwa fasilitas ladies parking merupakan bentuk dominasi patriarki terhadap perempuan dalam berkendara. Perempuan dianggap tidak memiliki kecakapan mengemudi yang sama dengan para pria.
Figur publik yang ikut menyerukan ketidak setujuannya dengan ladies parking adalah Renatta Moeloek, atau Chef Renatta. Dalam Instagram Story-nya pada 2020 lalu, ia mengaku heran dengan keberadaan ladies parking dan merasa direndahkan dengan parkir khusus itu. Menurutnya, perempuan tidak memerlukan hak istimewa untuk parkir.
Ini kembali ramai diperbincangkan saat Patra Gumala, komika sekaligus penyiar radio itu membawakan materi stand up comedy yang mengusung "Patraiarki". Dalam video Stand-Up Comedy Show yang berdurasi 1 jam 10 menit itu menceritakan tentang perayaan Hari Kartini, capek hidup di Jakarta, materi anak sekolah, nasib perempuan jelek, hingga parkiran khusus perempuan. Banyak yang memberikan pendapatnya terkait ujaran candaan dari Patra, justru dinilai tak patut menjadi candaan dan menyinggung para kaum feminis.
Itulah pengertian dan sejarah ladies parking. Walau pun, niat awal dibuatnya ladies parking tidak berkaitan dengan batas-batas gender dan stereotip seperti itu. Kalau menurut pendapatmu, bagaimana Bela?