Tahun 2020-2021 menjadi tahun yang berat bagi semua orang. Sebab, tak ada yang menyangka dunia akan berubah dalam sekejap karena pandemi virus baru, COVID-19. Akibatnya, banyak orang di dunia terpaksa kehilangan pekerjaan mereka karena perusahaan tempat mereka bekerja tidak mampu beradaptasi dengan situasi pandemi ini. Bukan hanya itu, banyak perusahaan juga kehilangan keuntungan mereka karena kebiasaan manusia yang berubah semenjak pandemi ini.
Di tengah kondisi ekonomi yang sedang lesu ini, justru ada temuan menarik, Bela. Melansir dari Smartweek.it, perusahaan rintisan alias start-up menjamur di kawasan Asia Tenggara. Sebanyak 27 start-up tersebut bahkan sudah mencapai unicorn atau memiliki valuasi paling sedikit $1 miliar. Di antaranya, Grab, Gojek, hingga Lazada.
Sebenarnya, apa yang membuat anak muda di Asia Tenggara begitu bersemangat membangun bisnis start-up di tengah situasi ekonomi yang sedang sulit ini? Berikut beberapa alasannya.