popbela.com/Zikra Mulia Irawati
Oleh karena itu, para sineas sudah seharusnya mendekatkan diri dengan cerita yang akan digarapnya. Ham Tran saat menggarap Maika pun demikian. Selain karena memang terhubung dalam beberapa aspek, ia menganggap cerita ini seperti temannya sendiri.
"Untuk saya, butuh 3 tahun untuk film ini. Layaknya teman, saya hidup bersamanya. Pada akhirnya, kita harus bersenang-senang bersama, saling mengerti, dan saya harus menceritakan teman saya kepada dunia," ujar Ham.
Lantas, bagaimana dengan sineas yang harus menggarap film adaptasi dari karya lain? Edwin yang menjadi sutradara dan penulis naskah untuk film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas punya ceritanya, nih, Bela! Ada pendekatan tersendiri yang dilakukannya untuk menemukan diri dalam cerita tersebut.
"Untuk personal voice saya rasa nggak perlu dicari-cari, ya. Yang menarik adalah justru bagaimana kita mengenali lagi personal voice ini. Karena kadang-kadang kita bisa lupa, bisa tersesat juga pada diri kita sendiri. Dengan membuat film, kita bisa panggil lagi, atau bisa kita ingat-ingat lagi," jelasnya.
Saat menggarap adaptasi novel populer karya Eka Kurniawan tersebut, ia teringat kepada ketertarikan masa kecilnya terhadap mobil truk. Hal inilah yang akan dijadikan suara pribadinya. Sebelumnya, ia dan Eka pun telah sepakat untuk tidak kaku dengan menjadikan versi filmnya 100% sama dengan versi bukunya.
"Memang sepakat kami berdua juga nggak memaksakan adaptasi ini 100% dari buku. Tapi lebih kepada bagaimana kita menerapkan pengalaman kita, memori kita, yang ada di buku itu ke sebuah medium baru bernama audiovisual ini. Adaptasi ini jadi bukan pembatas," imbuhnya.
Sudah mulai terpikirkan sebuah konsep cerita setelah membaca tulisan ini, Bela? Jangan takut untuk memulainya, yuk!