Popbela.com/Yohan Liliyani
Semesta memang tak langsung menyambut keinginan David berkutat di bidang perfilman, dunia yang sesuai dengan ketertarikannya. Malahan, demi menuruti bapaknya untuk tetap kuliah di Bandung, David harus rela jadi mahasiswa desain produk dan menjadikan kampusnya sebagai ‘rumah kedua’, yap ia lebih sering menginap di kampus karena tugas kuliahnya harus dikerjakan dengan detil.
“Nah, setahun kemudian saya sampai stres gitu karena kan mau liburan ke laut tuh nggak bisa. Tugasnya tuh bikin nggak pernah pulang juga. Kan anak seni rupa harus tinggal di kampus juga. Ada selama satu bulan di kampus, paling pulang lima atau enam kali lah. Terus akhirnya wah ga bisa nih kalo kayak gini, jadi kurus gitu kan. Kayak penyakitan, yang jadinya jarang rokok jadi ngerokok. Yang tadinya ringan, jadi berat. Terus yang tadinya jarang ngopi, jadi ngopi. Yang tadinya kopi susu, jadi kopi item,” ucapnya sambil tertawa.
Tapi tekadnya mengejar passion memang masih hidup, akhirnya David nekat mendapatkan lampu hijau dari bapaknya untuk merantau di Bali seorang diri. Terlebih lagi Pulau Dewata ini jadi pusatnya para surfer mengadu ombak, pas banget dengan keinginan David.
“Teman rekomendasi ada kampus di Bali. Cuma satu tahun aja jadi anak desain grafis. Gue minta izin ke bokap, ya bokap kecewa sih tapi akhirnya gue dikasih kesempatan, uang jajannya dikurangin. Gue siap lah, yang penting bisa cabut, memang sejak lulus SMA maunya ke gunung dan laut, tapi kan jauh. Pengennya Bali lah,” ceritanya.
Popbela.com/Yohan Liliyani
David memang nggak salah pilih, jika diibaratkan nih, Bali seolah membuka pintu lebar buat David untuk mengembangkan kemampuannya sebagai surfer, pehobi motor offroad, hingga the man behind the camera, walau dulunya harus numpang hidup di rumah teman dan nggak segan nyapu, ngepel, nyuci piring, bersihin kamar mandi, sampai mencuci mobil di kediaman temannya.
Seolah sudah mendengar keinginannya, semesta pun membuka jalan untuk David meniti kariernya. Dari jadi kameraman pribadi atlet surfer, lalu bekerja di Deus ex machina dan mendapatkan kepercayaan untuk membuat dokumenter, hingga mengerjakan proyek iklan Djarum sampai mengerjakan video klip temannya.
Setelah itu lah tawaran menjadi presenter traveling terbuka, yang tadinya jauh terjamah, jalan David menuju dunia perfilman pun jadi lebih dekat. Bahkan David nggak menyangka dengan pencapaian hingga seperti sekarang.
“Ya, nggak nyangka aja sih bisa sampe sini. Udah sampe posisi ini, like me right now? Di hidup sekarang bakal kayak gini. Unexpected aja sih. Dengan jalanin hidup dengan ikhlas pas kita achieve something itu yang bikin kita surprise bisa kayak gini. Experience itu paling penting dan jadi ilmu yang bikin kita bisa belajar,” ucap David yang punya keinginan ke Hawaii dan menjelajahi Eropa.