Tak hanya cerita dari luar negeri, insiden ini juga pernah dialami oleh laki-laki Indonesia, lho. Cerita ini berdasarkan International Journal of Surgery Case Reports yang dilaporkan oleh petugas medis Rumah Sakit Umum Sanglah. Insiden penis patah dialami oleh laki-laki asal Bali berusia 44 tahun, saat berhubungan seks bersama istrinya dengan posisi woman on top. Saat itu, ereksinya hilang seketika dan ia merasakan nyeri yang luar biasa. Ia juga mengalami bengkak pada penisnya dan mendengar suara retak pada bagian tubuh tersebut.
Tidak segera pergi ke rumah sakit, laki-laki itu justru menunggu selama tiga jam hingga akhirnya keluar darah dari penisnya. Karena kejadian ini, petugas medis menemukan patahan sebesar 3 cm pada jaringan spons di batang penisnya. Uretranya juga diketahui pecah. Diberikan obat-obatan dan mendapat jahitan pada alat kelaminnya, laki-laki tersebut dilaporkan sembuh total serta bisa kembali buang air kecil dan ereksi setelah 21 hari.
Di samping itu, kejadian yang sama dialami oleh laki-laki di Jawa Timur yang berusia 50 tahun. Ia mengalami penis patah saat berhubungan seks dengan istrinya dan menyebabkan bengkak selama 4 jam hingga penisnya berwarna ungu. Sama seperti kisah sebelumnya, laki-laki ini juga mendengar suara retak saat berhubungan intim.
Parahnya, setelah kejadian ini laki-laki tersebut tidak bisa ereksi dan ejakulasi lagi. Serta uretranya juga berdarah. Ia didiagnosa dengan eggplant deformity atau deformitas terong karena menurut keterangan dokter yang melakukan pemeriksaan diketahui bahwa hematoma atau gumpalan darah yang mengalir dari ujung skrotumnya dan uretra pecah. Sehingga harus segera ditangani agar tidak menghalangi aliran urine. Lalu, laki-laki tersebut menjalani operasi dan dirawat di rumah sakit selama lima hari.
Empat bulan kemudian, kondisinya diketahui membaik setelah pemeriksaan telemedisin. Alat kelaminnya pulih dan berfungsi kembali.